Wakapolres Mabar, Pimpin Gelar Pasukan Antisipasi Bencana Cuaca Ekstrim di Wilayah Kabupaten Mabar
Tribratanewsmanggaraibarat.com-Labuan Bajo, Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Bencana merupakan peristiwa atau serangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakapolres Manggarai Barat (Mabar) Kompol Eliana Papote, S.I.K., M.M dihadapan Kadis Kominfo, Kepala BMKG Mabar, Kabid Perhubungan, Danpos AU Labuan Bajo, Pasi Intel Danlanal Labuan Bajo, Danramil 1612-02 Komodo, Danki Brimob Kompi C Subden 4 Pelopor Labuan Bajo dan personil gabungan TNI, Polri, Basarnas dan instansi terkait lainnya, yang turut hadir dalam pelaksanaan apel gelar pasukan menghadapi bencana cuaca ekstrim, di Lapangan apel Polres Mabar, Jumat (18/2/2022) pagi.
Dikatakan oleh Kompol Eliana, bencana dapat kita pahami secara lebih luas tidak saja pada kejadian yang mengakibatkan korban jiwa namun apa bila telah menimbulkan kerusakan lingkungan, atau kerugian harta benda dan dampak psikologis dapat dikategorikan sebagai bencana.
“Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa Kabupaten Mabar termasuk wilayah yang rawan bencana banjir, tanah longsor, angin kencang maupun kebakaran,” ujarnya.
Salah satu contoh bencana alam angin puting beliung yang terjadi di Kampung Terang, Desa Golo Bilas, Kecamatan Boleng Kabupaten Mabar pada bulan November tahun 2018 lalu, yang mengakibatkan 115 rumah tertimpah musibah, diantaranya 47 unit rumah mengalami rusak berat, 68 unit rumah rusak ringan serta fasilitas Polri dan TNI.
Selain itu, pada bulan Maret tahun 2019 Bencana longsor yang terjadi di Kampung Culu, Desa Golo Damu, Kecamatan Mbeliling, telah merenggut nyawa 8 orang.
Selain itu juga, bencana banjir akibat meluapnya sungai wae mese setelah hujan lebat yang akibatnya merendam rumah warga yaitu di Marombok, Gorontalo, dan Nanganae dan masih banyak bencana - bencana yang lainnya yang harus kita antisipasi bersama.
Lanjut ditambahkan, bencana telah memberikan banyak pelajaran berharga sehingga kita perlu berbenah dan menguatkan kordinasi dan kolaborasi di dalam upaya penanggulangan bencana di Kabupaten Mabar.
“Kita hendaknya tidak terjebak di dalam kolaborasi yang saya sebut sebagai kolaborasi cangkang,” ujarnya.
Kata Kompol Eliana, maksudkan kolaborasi cangkang adalah kolaborasi semu, pihak-pihak yang terlibat dibatasi oleh ego sektor yang menjadi cangkang pembatas kolaborasi.
“Nampak kita sama-sama bekerja tetapi tidak bekerja sama,” tegas Kompol Eliana.
Lanjut, pihak-pihak yang berkolaborasi tidak saling mengetahui apa yang diketahui dan dikerjakan oleh pihak lain. Alhasil kita tidak dapat melihat sinergi yang memicu out put dan out come yang signifikan di dalam penanggulangan bencana baik pada fase pra bencana, fase tanggap darurat, dan fase pasca bencana, tambahnya.
Kita ketahui bersama Pada tanggal 18 Oktober 2021 yang lalu, BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) telah merilis peringatan waspada La Nina yang dapat memicu bencana hidrometeorologis antara lain banjir, banjir bandang, tanah longsor, serta angin kencang.
Untuk itu, Pemerintah telah menyusun Dokumen Rencana Kontgensi Cuaca Ekstrim, melaksanakan geladi ruang dan geladi Pos Komando Tanggap Darurat Bencana Cuaca Ekstrim, katanya.
Berkaitan dengan siaga yang dilakukan pada hari ini bertujuan membangun kewaspadaan dan kesiapsiagaan bersama untuk menghadapi keadaan darurat yang diakibatkan oleh cuaca ekstrim dan juga memastikan ketersediaan dan kesiapan berbagai peralatan penanggulangan bencana untuk dapat digunakan pada saat tanggap darurat.
Selain itu, meningkatkan koordinasi, kolaborasi dan memastikan peran setiap stake holder dalam penanggulangan bencana cuaca ekstrem serta memastikan aktifnya Pos Komando Siaga Cuaca.
Pada kesempatan itu, mewakili Kapolres Mabar, Kompol Eliana mengimbau kepada masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan dan terus memonitor informasi cuaca yang bersumber dari BMKG dan memastikan peringatan dini tersampaikan kepada warga masyarakat, mengaktifkan Posko Siaga Cuaca Ekstrem dan melaporkan setiap perkembangan situasi di lapangan.
Disamping itu, menetapkan titik evakuasi dan memastikan jalur evakuasi aman dan diketahui oleh warga masyarakat dukungan logistik serta memastikan ketersediaan berupa beras dan lainnya untuk kondisi darurat.
“Diharapakan agar masyarakat selalu membersihkan pohon maupun ranting pohon yang rapuh mudah patah di sekitar rumah atau kantor, jalan dan fasilitas umum serta membersihkan sampah di selokan maupun kali,” tutup Kompol Eliana.