Sigap, Tim Gabungan Berhasil Padamkan Kebakaran Lahan Savana Cagar Alam Wae Wu'ul

Sigap, Tim Gabungan Berhasil Padamkan Kebakaran Lahan Savana Cagar Alam Wae Wu'ul

Tribratanewsmanggaraibarat.com-Tim Gabungan Polres Manggarai Barat (Polres Mabar), Brigade Mobil (Brimob) Subden 4 Detasemen Pelopor Labuan Bajo, Satuan Direktorat Polairud  Polda NTT dan Polhut Balai Taman Nasional Komodo, sigap melakukan upaya pemadaman kebakaran hutan di 2 (dua) titik kebakaran yang terjadi di sekitar lokasi wisata perkemahan Wingkol Desa Warloka, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT pada Kamis (13/08/2020) Malam sekitar pukul 21.00 Wita.

Berdasarkan data Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Nusa Tenggara Timur, 2 (dua) titik lokasi yang terbakar tersebut berada di luar dan sebagian di dalam kawasan hutan Wae Wu'ul dengan titik koordinat berada pada 8°35` 24.8`` S dan  119° 48` 12.7`` E.

Kapolres Manggaarai Barat (Mabar) AKBP Bambang Hari Wibowo .S.I.K., M.Si. dilokasi kejadian menjelaskan, jarak lokasi kejadian kurang lebih Satu Setengah jam perjalanan dengan menggunakan speed boat dari Labuan Bajo.

“Kami sedang berada di lokasi. Untuk kondisi CND Resort dan sekitarnya berada dalam kondisi aman dan kedua titik api sudah berhasil dipadamkan,” terang Kapolres Mabar AKBP Bambang Hari Wibowo, S.I.K., M.Si.

Demikian Kapolres Mabar menambahkan kondisi lokasi kebakaran terdiri dari perbukitan yang dikelilingi oleh padang savana tandus, sehingga dalam situasi kemarau dapat berpotensi terjadi kebakaran jika ada percikan api. Saat ditanya soal penyebab kebakaran Kapolres Bambang Hari Wibowo, S.I.K., M.Si. mengatakan pihaknya belum mengetahui dengan pasti penyebab kebakaran itu, namun, berbagai kemungkinan penyebab lainnya seperti puntung rokok dan sebagainya masih dalam proses penyelidikan.

“Sementara ini kita belum mengetahui jelas penyebab kebakarannya apa, namun, kita harus terlebih dahulu melakukan pemadaman sisa bunga api kecil hingga benar–benar padam dan dipastikan aman,” ungkap Kapolres Mabar.

Dikatakan Kapolres, tidak ada wisatawan yang ditemukan terjebak api sehingga proses pemadaman api oleh tim gabungan berjalan lancar. Untuk kondisi angin dilokasi kejadian saat kebakaran, terpantau normal.

Sementara itu melalui siaran pers yang dikeluarkan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Nusa Tenggara Timur, Jumat 14 Agustus 2020, bernomor: S. 989 /K.5/TU/HMS/08/2020 menjelaskan, Sampai dengan saat ini tim masih melakukan mopping up, perhitungan luas, pemetaan serta pengumpulan informasi dari masyarakat.

Diperkirakan Luas lahan terbakar mencapai 17 Ha, termasuk seluruh Vegetasi Savana yang ada di lokasi tersebut. Saat ini, tim BBKSDA NTT sedang berkoordinasi dengan aparat Desa dalam rangka pendataan kepemilikan tanah milik Ulayat setempat.

Kepala BKSDA NTT Ir. Timbul Batubara M.Si. menghimbau kepada masyarakat agar menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan api di sekitar Cagar Alam Wae Wu'ul. Lebih jauh ia mengapresiasi respon cepat jajaran petugas dari berbagai instansi dan satuan sehingga api cepat dikendalikan hingga potensi kebakaran tidak meluas.

Ia juga menyampaikan terimakasih kepada jajaran Polres Manggarai Barat, Brimob, Polairud Polda NTT, Balai TN Komodo dan Balai Gakum, serta  Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat dan masyarakat yang telah bersinergi dan menunjukkan Soliditas secara bersama dalam menghadapi kebakaran Hutan dan Lahan di wilayah Cagar Alam Wae Wu’ul ini.

Adapun kekuatan tim pemadaman kebakaran terdiri dari Resort Wae Wu’ul 4 orang, Bidang Wilayah  4 orang, Polres Mabar 50 orang dipimpin langsung Kapolres Mabar didampingi oleh Wakapolres, Kabag Ops, Kasat Samapta, Brimob dipimpin langsung Danki Brimob, dan 6 orang Personil Pos Polairud Polda NTT, Balai TN Komodo 10 orang , Seksi Gakkum 6 orang dengan waktu tempuh bervariasi menuju lokasi kejadian melalui jalur darat dan laut. 

Terakhir, Kapolres Mabar AKBP Bambang Hari Wibowo, S.I.K., M.Si. juga menghimbau kepada seluruh masyarakat di wilayah Manggarai Barat agar tidak melakukan pembakaran lahan karena membahayakan lingkungan dan pencemaran udara. Selain itu, masyarakat juga dilarang membuang putung rokok yang masih menyala di padang rumput sebab saat ini rumput sedang kering apalagi musim kemarau.*[RS]*