Wujud Kepedulian, Bhabinkamtibmas Beri Tali Asih Kepada Penderita Kanker Ganas di Labuan Bajo

Wujud Kepedulian, Bhabinkamtibmas Beri Tali Asih Kepada Penderita Kanker Ganas di Labuan Bajo

Tribratanewsmanggaraibarat.com-Selain berupaya memberikan perlindungan dan pelayanan kepada masyarakat, sosok Bhabinkamtibmas juga diharapkan mempunyai kepedulian sosial yang tinggi kepada warga binaannya.

Bhabinkamtibmas Desa Golo Bilas Bripka Andi, meluangkan waktu untuk menyambangi kediaman Saffir Mutar (9) warga Kampung Lobohusu, Dusun Marombok, Desa Golo Bilas, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, NTT yang menderita kanker ganas yang bersarang di leher kanan bocah berparas gagah ini, Kamis (06/05/2021) pagi.

Hal ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama. Kepedulian Bhabibkamtibmas Desa Golo Bilas tersebut untuk datang dan memberikan bantuan kepada Saffir Mutar (9) tersebut berkat informasi yang beredar di media sosial.

Disela kedatangannya, Bripka Andi mengatakan turut prihatin dengan kondisi Saffir Mutar (9) yang mederita sakit kanker. 

Kedatangan tersebut khusus menjenguk kesehatan, memberikan motivasi, tali asih serta tidak lupa mendoakan agar Saffir Mutar (9) segera diberikan kesembuhan dan kesehatan.

"Sudah kewajiban kita sebagai sesama untuk saling peduli, semoga bantuan yang kita berikan dapat sedikit meringankan beban keluarga dan kita sangat berharap Saffir Mutar (9) dapat sembuh kembali," kata Bripka Andi.

Sementara itu, Sulkaidah (42) Ibu dari bocah Saffir Mutar (9) menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bapak Bhabinkamtibmas yang telah menyempatkan diri untuk melihat kondisi anak saya.

"Saya ucapkan terimakasih yang sebesar–besarnya kepada Pak Bhabin yang sudah menyempatkan diri mau membesuk anak saya," ujarnya.

Sebelumnya, diberitakan salah satu media swasta yang bercabang di Kota Labuan Bajo (Baranewsaceh.com), bahwa nasib malang dialami siswa sekolah dasar yakni Saffir Mutar (9) lantaran penyakit kanker ganas yang bersarang di leher kanan bocah berparas gagah ini.

Siswa kelas 5 (lima) Sekolah Dasar Inpres (SDI) Lobohusu, Cabang Nanga Nae, Kecamatan Komodo, kurang lebih 5 (lima) tahun tidak menyurutkan cita–citanya sebagai seorang polisi akibat penyakitnya yang kian hari terus bertambah besar.

Anak dari pasangan Muhamad Satu (49) dan Sulkaidah (42) ini, sudah 5 (lima) tahun mengidap kanker ganas. Selama itu pula Saffir Mutar (9) duduk di bangku sekolah.

Saffir Mutar (9) saat ini tinggal bersama kedua orang tuanya di Kampung Lobohusu, RT 08/RW 04, Dusun Marombok, Desa Golo Bilas dalam masa pengobatan seadanya.

Saat ditemui, Sabtu (01/05/2021) siang, Saffir Mutar (9) tampak berbaring lemah di atas kasur. Kanker ganas di leher sebelah kanan hampir sama besar dengan bola kaki.

Sesekali ia tampak duduk sambil menatap bengkak di lehernya. Berselang sekitar lima menit, Saffir Mutar (9) tidur kembali.

Ibu kandung Saffir Mutar (9), Sulkaida (42) mengatakan awal mula kejadian ini sekitar tahun 2015, ketika anak sedang bermain dan tiba–tiba seekor anjing rabies menyerang dan mengigit anak saya.

Dia menceritakan, awalnya Saffir Mutar (9) tengah asik bermain tiba–tiba diserang anjing rabies di leher sebelah kanan. Karna merasa sakit, Saffir Mutar (9) beri pengobatan herbal melihat hanya luka biasa saja.

"Waktu diberi obat seadanya (Musa Kampong) di lehernya, mulai dari situ bengkaknya mulai muncul," kata ibu enam anak tersebut saat ditemui di kediamannya, Sabtu siang.

Dia mengatakan, saat itu belum diketahui bengkak di leher Saffir Mutar (9) adalah kanker ganas. Tapi semakin hari semakin membesar.

Sulkaida (42) dan keluarganya membawa Saffir Mutar (9) ke Rumah Sakit Siloam di Labuan Bajo dengan menggunakan BPJS.

"Sebelumnya pernah operasi di Rumah Sakit Siloam Labuan Bajo tahun 2017, tapi terus saja membekak hingga sekarang," jelas ibu Sulkaida (42) dengan nada sedih.

Berdasarkan hasil pemeriksaan Ultrasonography, pada 4 November 2020 lalu, Saffir Mutar (9) ditemuan "Kelenjar Submandibula". Catatan kritis pun tertulis; Kelenjar Getah Bening: sisi kanan sulit dinilai.

Hasil pemeriksaan itu, keluarga Sulkaida (42) diminta rujukan untuk dioperasi kembali. Dokter di Rumah Sakit Siloam Labuan Bajo merekomendasikan rujukan di Rumah Sakit di Kupang atau di Bali yang bisa mengobati penyakit Saffir Mutar (9). Namun untuk berangkat kesana tidak ada biaya.

Sulkaida (42) dan keluarganya mencoba bertanya ke orang–orang soal biaya berobat ke Kupang dan Bali.

"Ada yang bilang biayanya kurang lebih 50 juta. Tapi kami tidak punya uang sebanyak itu. Saya dan suami cuma petani serabutan di Kampung Lobohusu yang hasilnya tak menentu," akunya.

Saffir Mutar (9) dan keluarga terus berupaya mencari pengobatan alternatif. Karna keterbatasan biaya.

"Kami belum sanggup operasi, kami coba dengan berbagai pengobatan herbal seadanya saja dulu. Sambil berharap ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit tersebut," kata Sulkaida (42) sambil menatap putra kesayangannya.

Melihat putra kesayangan mereka tidak berdaya, ia divonis Rumah Sakit Siloam Labuan Bajo kanker ganas.

Pasangan Muhamad Satu (49) dan Sulkaidah (42) ini butuh bantuan atau uluran tangan, Karna sulitnya perekonomian keluarga dengan kondisi orang tua yang seharinya hanya sebagai petani serabutan, membuat pihak keluarga memberanikan diri memberitakan penyakit yang dialami Saffir Mutar (9), guna membantu pengobatannya.

"Saat ini, kami sekeluarga hanya bisa pasrah dan mengharapkan bantuan dari berbagai pihak," tutup ibu kandung Saffir Mutar (9) dengan meneteskan air mata. *[RS]*

Untuk Donasi Bocah Malang Saffir Mutar

Nomor Rekening:  3835-01-001353-52-9, Bank: BRI, Atas Nama: Zulkaida

Contact Person:
082-145-072-731 (Hasna Kakak Saffir)
081-339-818-116 (M. Satu Ayah Saffir)