Polisi Menyapa Pelosok di Hardiknas, Buku Jadi Jembatan Harapan

Polisi Menyapa Pelosok di Hardiknas, Buku Jadi Jembatan Harapan

Tribratanewsmanggaraibarat.com-Labuan Bajo - Suasana haru dan semangat menyelimuti lapangan sederhana SDI Golo Lada, Desa Tehong, Kecamatan Ndoso, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) saat ratusan pasang mata kecil bersinar menatap Sang Merah Putih yang perlahan naik di tiang bendera.

Meski sekolah ini berada jauh dari pusat kota dan segala keterbatasan fasilitas, semangat menyambut Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS) Tahun 2025 tak pernah surut.

Upacara peringatan HARDIKNAS Ke-65 yang digelar pada Jumat (2/5/2025) pagi, mengusung tema nasional "Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua".

Bertindak sebagai pembina Upacara, Kapolsek Kuwus, IPDA Arsilinus Lentar berdiri tegak memberi hormat, membawa pesan kuat tentang harapan dan masa depan.

"Hari ini saya tidak hanya berdiri sebagai polisi, tapi juga sebagai seorang ayah yang ingin anak-anak ini tahu, jangan pernah takut bermimpi, meski kalian berasal dari pelosok. Tuhan tidak menciptakan cahaya hanya untuk kota besar," katanya.

Meski berada jauh di pelosok dan di bawah sinar matahari yang terik, tak satu pun siswa yang meninggalkan barisan. Mereka tetap berdiri tegap hingga akhir, menyanyikan lagu perjuangan dan menyimak amanat dengan penuh rasa hormat.

Setelah upacara, momen menyentuh terjadi saat Kapolsek dan anggota Polisi secara langsung menyerahkan buku dan peralatan tulis kepada beberapa siswa yang diantaranya anak yatim piatu yang duduk rapi mengenakan seragam lusuh namun penuh semangat.

"Anak-anak ini adalah cahaya masa depan. Mereka harus tahu bahwa mereka tidak sendiri. Polisi bukan hanya penegak hukum, tapi juga pelindung harapan," ujarnya Kapolsek Kuwus.

Ipda Arsilinus menambhakan, kepedulian negara terhadap pendidikan di pelosok negeri ditunjukan dengan keberadaan polisi sebagai pengayom masyarakat.

"Kami tahu mereka tidak meminta banyak, hanya sedikit kesempatan untuk belajar dan tumbuh. Maka hari ini, buku yang kami bawa bukan sekadar alat tulis, ini adalah simbol bahwa mereka tidak dilupakan, bahwa negara hadir di pelosok ini," tambahnya.

Tidak ada panggung besar, tidak ada siaran televisi. Tapi di sudut kecil Golo Lada, peringatan 2 Mei bukan sekadar seremonial, ia menjadi hari di mana buku menjadi pelita, dan polisi menjadi pengantar harapan.**#